Hi, perkenalkan namaku Ayu, aku berasal dari Bali dan tepatnya di Kota Denpasar. Aku memulai menjajakan kaki diAustralia dengan visa WHV teptanya di bulan Juli 2016.
Oh ya, pengalaman ini aku ceritakan kembali untuk pembaca setia RD, sebagai tambahan Informasi mengingat bahwa sector perkebunan di Australia sangat banyak membutuhkan pekerja LOL.
Aku sempat melanjutkan study di Australia di tahun 2019, namun karena adanya pandemi, aku belum bisa Kembali ke Australia dan akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan visa student-ku.
Mari kita memulai mengingat runtut perjalanan WHV yang lalu. Sampailah aku di Australia, tepatnya di kota Sydney, New South Wales.
Sebagai generasi pertama yang mendapatkan tahun kedua WHV, maka aku putuskan untuk meraih syarat yang diperlukan dengan bekerja di sektor pertanian atau farming. Info beberapa perkerjaan aku dapatkan melalui grup facebook, dan agency company.
Agrilabour adalah salah satu perusahaan yang aku kenal dari situs tersebut. Perjalanan selama 1,5 tahun aku lewatkan mulai dari bekerja di perkebunan mangga, alpukat, lemon, jeruk nipis, anggur, kacang pecan, sampai citrus alias si buah jeruk. Aku selalu berpindah-pindah lokasi, pindah perusahaan tergantung musim yang ada. Menurutku, ini bagian yang menarik!
Bekerja sebagai picking bisa dikatakan cukup berat, dimana aku harus bekerja selama 8-12 jam di bawah terik sinar matahari, WOW sekali bukan? Efek yang di dapatkan Ketika aku bekerja picking adalah sunburn, Ketika hujan kebasahan, dan terkena getah buah mangga yang efeknya bisa merusak kulit seperti terbakar.
Jeda Istirahat yang sering disebut smoko biasanya diberikan hanya 15 menit hanya untuk rehat dan menikmati makanan ringan. Untuk makan siang sendiri biasanya diberi waktu 30-60 menit, tergantung ketentuan perusahaan.
Rutinitas kehidupan a la farmer biasanya dimulai dari jam enam pagi sampai jam empat sore. Bangun tidur lebih awal untuk menyiapkan bekal makan siang, terkadang harus lembur sampai jam enam sore ketika buah harus segera dipanen.
Beberapa situasi cuaca juga sangat mempengeruhi jam kerja sebagai picking, karena ketika hujan atau badai, kita biasanya di liburkan untuk menjagai pegawai tetap selamat dan melindungi buah dari kerusakan jika dipetik dengan kondisi cuaca buruk.
Ketika aku bekerja farm di Renmark (Regional/Country Side di Australia), aku dan teman-teman memilih berlibur saat akhir minggu untuk sekedar melakukan perjalanan menuju Adealaide, dengan jarak yang lumayan jauh yaitu 2-3 jam perjalanan. Rata-rata lokasi farm di Australia memang berada di pedesaan Australia yang memang tidak ada Mall nya disana.
Kadang kami sempatkan menginap di kota besar terdekat sekedar mengunjungi mall dan diskonan yang tersedia disana, tak lupa makan masakan Indonesia untuk sekedar melepas rindu dengan Tanah Air Tercinta.
Banyak pelajaran kehidupan yang aku ambil ketika bekerja di perkebunan Australia, mengerti dan belajar dari awal bagaimana tentang berkebun, juga aku bertemu banyak teman-teman dari berbagi macam negara dengan variasi background yang berbeda.
Tentunya pengalaman yang tak kalah asik adalah aku bisa makan sepuasnya buah yang ada di farm, ini salah satu kesempatan yang menyenangkan dimana harga buah di Australia cukup mahal harganya.
Aku juga sanga bersyukur dimana kerja sangat dihargai,, dibayar per-jam dengan upah sesuai dan pantas, di pertemukan dengan sahabat-sahabat yang memeberikan rasa kekeluargaan yang tidak terkira.
Sisi sedihnya mungkin beberapa situasi cuaca buruk sangat mempengaruhi jam kerja, sehingga gaji akan berkurang ketika kita tidak boleh bekerja saat cuaca sedang ekstrem.
Pengalaman kurang menyenangkan lainnya ketika bekerja di farm mungkin lebih ke kondisi fisik, terutama di perkebunan mangga (calypso mango).
Getah mangga akan membuat tangan bulukan! Kita di haruskan picking tanpa sarung tangan, takut getah yg ada di gloves tertinggal di buah ketika kita petik (buah lebih berharga dari tangan kita haha..).
Terkena mango rash yang bikin gatal seluruh tubuh, ketika terkena mango rash, kita tidak boleh makan buah mangga yang manis-manis itu. Momen tak terlupakan dimana harus menahan gatal di seluruh tubuh dan takut diliburkan supervisor jika ketahuan sedang terkena mango rash LOL.
Untungnya, kurang lebih seminggu aku bisa sembuh dengan obat dan salep yang direkomendasikan beberapa teman untuk aku gunakan.
Oh ya, aku juga pernah cidera di pergelangan tangan kiriku karena telalu bersemangat mengayunkan cangkul di pecan farm. Setelahnya, aku harus istirahat selama tiga hari dan pergi ke klinik karna keteledoranku sendiri. Semua pengalaman itu aku jadikan pelajaran yang berkesan dan tidak bisa aku lupakan untuk lebih menjaga diriku ketika bekerja.
Terakhir, saran-saranku untuk teman-teman yang ingin atau akan memulai perjalanan WHV nya nanti. Persiapakan dirimu dengan baik, jaga kesehatan, perhatikan kondisi tubuhmu, jangan memaksakan untuk berkerja keras jika memang kemampuan tubuh sedang tidak baik, dan lebih baik belajar mengendarai mobil
karna jika ingin mencoba bekerja di sektor pertanian, kamu disarankan memiliki mobil atau mempunyai teman yang memiliki mobil karena akses transportasi di pedesaan sangatlah membutuhkan kendaraan pribad.
Tetap semangat memulai mepersiapkan semua lebih awal di tahun 2021 ini. Semoga teman-teman lebih bersabar menunggu pembukaan kuota WHV yang belum tahu kapan akan dibuka.
Persiapkan semua dokumen dengan baik, semua akan terbayarkan ketika kalian mendapatkan visanya. Segeralah buat tujuan yang ingin kalian dapatkan ketika memutuskan mendapatkan visa ini. Semoga tema-teman bisa belajar dan mengambil banyak ilmu dari kehidupan a la WHV di Australia.