Mengulik kenangan tentang masa WHV. Disini aku ingin bercerita tentang perjalananku di tahun 2017 lalu. Ya, sudah pasti aku pernah meggunakan visa WHV.

Sekarang aku sedang melanjutkan study-ku di Benua Kangguru ini. Aku mendapatkan visa WHV di bulan November 2016 dan aku memilih Sydney sebagai kota pertama yang aku huni.

Dengan menghabiskan hampir setengah tahun di Australia, aku sudah jatuh cinta dengan semua hal yang ada disana, landscape, budaya, keberagaman dan kenyamanan yang bisa aku dapatkan ketika tinggal di sana.

Pada saat masih berstatus Work and Holiday maker, aku ingin memperpanjang tahun kedua WHV yang aku miliki dengan beberapa syarat yang harus di penuhi dan salah satunya adalah harus bekerja di teritori dan di bidang yang sudah ditentukan oleh pemerintah Australia.

Oh ya, sebelumnya aku tinggal dengan keluargaku selama hidup di Sydney dan aku memutuskan memilih Alice Spring sebagai tempat untuk memnuhi syarat mendapatkan 2nd year visa.

Salah satu hal yang menyedihkan ketika harus meninggalkan Sydney dan tentunya aku harus tinggal di Alice Springs, Northern Territory, sendiri tanpa keluargaku lagi. Aku ingat,

Pilihanku jatuh di Alice Springs, karena ketika mencoba berselayar di internet, aku melihat bahwa Alice Spring masih cukup sepi penduduk dan tidak terlalu banyak orang pergi ke sana untuk mencari kerja (khususnya untuk imigran seperti aku) jadi aku pikir akan mendapat peluang kerja lebih besar di sana.

Di pertengahan bulan Juni 2017, tepat musim dingin sedang berlangsung di Alice Springs, aku pergi ke sana. Sempat ragu untuk bisa bertahan hidup di sana, sendiri tanpa keluarga, kondisi lingkungan yang amat sangat berbeda dengan Sydney juga suhu yang tidak kalah ekstrem pastinya.

FYI, Alice Springs berada di tengah-tengah benua Australia dengan kondisi suhu juga cuacanya sangat kering karena curah hujan yang kecil. Alice Springs termasuk bagian dari The Red Centre of Australia, uniknya pasirnya benar-benar berwarna kemerahan.

Long story short, sampai di sana ternyata keberuntungan memihak padaku, aku bisa tinggal bersama keluarga yang berasal dari Bali juga.

Mereka memperlakukanku seperti bagian dari keluarga dan memperkenalkan Alice Springs dengan sangat baik. How lucky I was! jadi nggak terlalu berasa homesick juga saat di Alice Springs.

Ternyata aku tidak salah pilih, Alice Springs membutuhkan banyak tenaga kerja di musim dingin saat itu. Buat kalian yang mau memenuhi syarat second year atau third year WHV, pertimbangkan Alice Springs dan pergi di musim dingin karena mereka cenderung memerlukan tenaga kerja lebih, jika dibandingkan musim-musim lainnya.

Alasannya, mungkin karena banyak orang yang mencari tempat lebih hangat untuk menghabiskan liburan musim dinginnya di Alice Springs.

Beberapa pekerjaan aku dapatkan di Alice Springs, salah satunya aku bekerja di restoran Italia selama lima hari seminggu, dari sore hingga malam hari. Kurang lebih aku bekerja di sana selama lima bulan sampai persyaratannya terkumpul (CMIIW, aku pada saat itu perlu mengumpulkan 38 payslips untuk persyaratan second year-nya).

Di saat yang bersamaan aku juga bekerja di jaringan supermarket Woolworths dan dan di sebuah café, seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, mereka perlu tenaga kerja yang banyak, jadi akupun bisa bekerja lebih dari satu tempat.

It was an intense five months of working! karena aku kerja dari pagi sampai malam selama tujuh hari seminggu di tiga tempat. Untuk transportasi disana, aku sendiri menggunakan sepeda.

Aku beli di K-mart dengan harga $60. Di Alice Springs lebih baik menggunakan transportasi sendiri, karena tidak banyak transportasi umum di sana, sangat berbeda dari kota kota besar seperti Sydney dan Melbourne.

Aku memiliki pengalaman unik dan mengesankan disana, dimana aku hidup berdampingan dengan suku asli Australia (suku Aborigin) atau indigenous Australian.

Aku sendiri sangat terkesan dengan budaya, kerajinan tangan dan filosofi yang mereka punya dan mereka masih pegang sampai sekarang.

Waalaupun memang tidak sedikit dari mereka yang tidak sekolah atau bahkan ada yang belum mengenal uang secara benar, but that makes Alice Springs so special to me, because of the rich culture they have and the characteristic of the people who live in there.

Semoga cerita ku ini bisa memberikan sedikit gambaran bagaimana Alice Springs cukup menyenangkan sebagai tempat untuk memenuhi syarat 2nd dan 3rd year WHV kalian.

Kalian bisa melamar pekerjaan secara online sebelum memutuskan terbang ke Alice Springs. Persiapkan mental kalian, karna Alice Springs tidak ramai penduduk, cukup sepi jika di bandingkan dengan kehidupan kota-kota besar di Australia, jadi jangan kaget ya LOL. Oya, jika teman-teman sudah berada di Alice Springs, kalian wajib mengunjungi Uluru!